JAKARTA - PSSI mulai melakukan langkah strategis dalam menentukan arah baru Timnas Indonesia pasca desakan publik untuk mengganti Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala. Meski belum ada pernyataan resmi terkait masa depan Kluivert, federasi kini disebut tengah memantau sejumlah pelatih asing yang berkarier di BRI Super League sebagai kandidat potensial pengganti.
Desakan perubahan di kursi pelatih Timnas Indonesia menguat setelah skuad Garuda gagal tampil maksimal dalam dua laga Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Indonesia harus mengakui keunggulan Arab Saudi dengan skor 2-3 dan kembali tumbang 0-1 dari Irak. Dua kekalahan beruntun tersebut membuat peluang Garuda untuk lolos langsung ke putaran final sirna.
Situasi ini memunculkan perdebatan luas di kalangan publik sepak bola Tanah Air. Banyak pihak menilai Timnas membutuhkan sosok pelatih baru dengan pendekatan taktik dan mentalitas berbeda. Dalam radar PSSI, setidaknya ada empat nama pelatih asing yang dianggap layak menjadi suksesor Kluivert.
Bojan Hodak, Pelatih Sukses yang Punya Rekam Jejak Juara
Nama Bojan Hodak menjadi kandidat yang paling mencuri perhatian. Pelatih asal Kroasia itu dikenal sebagai sosok sukses di kancah sepak bola Indonesia sejak bergabung dengan Persib Bandung pada Juli 2023.
Hanya dalam waktu singkat, Hodak membawa Persib kembali berjaya dengan merebut dua gelar juara BRI Liga 1 secara beruntun pada musim 2023/2024 dan 2024/2025. Prestasi tersebut menegaskan reputasinya sebagai pelatih yang mampu membangun tim kuat dan konsisten.
Dengan usia 54 tahun dan pengalaman panjang di Asia Tenggara, Hodak dinilai memenuhi kriteria pelatih dengan kapabilitas tinggi. Tak heran, banyak pihak menganggapnya kandidat terkuat untuk menggantikan Patrick Kluivert.
“Dengan semua kesuksesannya, tidak ada alasan bagi PSSI untuk tidak mempercayakan kendali Timnas Indonesia selanjutnya kepada Bojan Hodak,” demikian pandangan sejumlah pengamat sepak bola nasional.
Bernardo Tavares, Pelatih Portugal yang Sudah Buktikan Kualitas
Nama lain yang tak kalah kuat adalah Bernardo Tavares. Pelatih asal Portugal ini mencatat sejarah manis bersama PSM Makassar ketika mempersembahkan gelar Liga 1 musim 2022/2023.
Setelah resmi tidak lagi menukangi PSM, peluang PSSI untuk mendekati Tavares menjadi semakin terbuka. Dalam kariernya, pelatih berusia 45 tahun itu dikenal memiliki pendekatan taktik yang modern dan mampu mengoptimalkan potensi pemain lokal.
Selain sukses meraih gelar, Bernardo juga pernah dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik Liga 1. Rekam jejak panjangnya di dunia kepelatihan, baik di Indonesia maupun luar negeri, menjadikannya salah satu kandidat ideal untuk membawa Timnas Indonesia ke level lebih tinggi.
Mauricio Souza, Juru Taktik Brasil dengan Filosofi Menyerang
Kandidat berikutnya adalah Mauricio Souza, pelatih asal Brasil yang saat ini menukangi Persija Jakarta. Di bawah arahannya, Macan Kemayoran mampu bersaing di papan atas BRI Super League musim 2025/2026 dan saat ini bertengger di posisi keempat klasemen sementara.
Sebelumnya, Souza juga sukses menangani Madura United dan membawa klub tersebut finis di posisi keempat Liga 1 2023/2024. Rekam jejaknya di Brasil pun cukup impresif—pernah menjadi asisten pelatih Flamengo dan Athletico Paranaense, serta melatih tim-tim seperti Botafogo U-20, Red Bull Bragantino II, dan Guarani.
Filosofi bermain ofensif dan kemampuannya mengelola tim besar menjadi nilai tambah bagi Mauricio Souza sebagai salah satu kandidat potensial pelatih Timnas Indonesia.
Jean-Paul van Gastel, Pelatih Belanda yang Bawa PSIM Jadi Kejutan
Jean-Paul van Gastel menjadi nama terakhir dalam daftar pantauan PSSI. Meskipun “hanya” menangani PSIM Yogyakarta yang berstatus tim promosi, pelatih asal Belanda ini berhasil menciptakan kejutan besar di BRI Super League musim ini.
Dalam tujuh pertandingan awal, PSIM hanya kalah satu kali dan berhasil meraih tiga kemenangan serta tiga hasil imbang. Capaian tersebut membuat mereka kini berada di posisi ketiga klasemen sementara—prestasi luar biasa untuk tim debutan.
Van Gastel, 53 tahun, memiliki rekam jejak internasional yang kuat. Sebelum ke Indonesia, ia pernah menjadi asisten pelatih Besiktas, menangani Guangzhou City, dan membesut NAC Breda. Sebagai mantan pemain Feyenoord, Van Gastel dikenal memiliki pendekatan disiplin dan terstruktur dalam membangun tim.
PSSI Masih Lakukan Evaluasi Internal
Hingga kini, PSSI belum memberikan pernyataan resmi terkait masa depan Patrick Kluivert. Namun, sumber internal menyebut federasi tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap performa tim nasional, termasuk aspek kepelatihan.
Desakan publik, agenda kompetisi internasional yang padat, serta target tinggi dalam jangka menengah membuat posisi pelatih kepala menjadi krusial. Karena itu, keempat nama tersebut diyakini menjadi bahan pertimbangan serius federasi sebelum mengambil keputusan final.
“PSSI pasti akan sangat selektif dalam memilih pelatih baru. Pengalaman, rekam jejak, dan kemampuan membangun tim akan menjadi faktor penting,” ujar salah satu pengamat sepak bola nasional.
Menanti Arah Baru Timnas Indonesia
Situasi ini menjadi titik penting dalam perjalanan Timnas Indonesia menuju agenda besar, termasuk lanjutan kualifikasi Piala Dunia dan ajang regional lainnya. Pemilihan pelatih yang tepat diyakini akan sangat menentukan arah prestasi Garuda di masa mendatang.
Apakah PSSI akan mempercayakan tim kepada pelatih yang sudah memahami kultur sepak bola Indonesia, atau memilih sosok baru dengan pendekatan segar? Jawabannya akan sangat dinantikan oleh publik sepak bola Tanah Air.