UMKM

Bea Cukai Aceh Perkuat UMKM untuk Ekspansi ke Pasar Globala

Bea Cukai Aceh Perkuat UMKM untuk Ekspansi ke Pasar Globala
Bea Cukai Aceh Perkuat UMKM untuk Ekspansi ke Pasar Globala

JAKARTA - Upaya memperkuat daya saing pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk otoritas kepabeanan di daerah. Di Aceh, Direktorat Jenderal Bea Cukai mengambil langkah proaktif untuk membuka jalan lebih luas bagi UMKM agar tidak hanya tumbuh secara lokal, tetapi juga mampu bersaing di kancah internasional.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar memperkuat sektor riil, mendorong ekspor, dan menjadikan UMKM sebagai salah satu pilar penting ekonomi nasional. Melalui program edukasi, dukungan fasilitas, hingga pembukaan jalur distribusi internasional, Bea Cukai Aceh bertekad menjadikan pelaku UMKM setempat lebih siap menghadapi pasar global.

Dorongan Bea Cukai untuk UMKM Naik Kelas

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Aceh, Bier Budy Kismulyanto, menegaskan komitmen pihaknya dalam mendukung UMKM agar mampu bersaing di pasar internasional. Dalam sebuah siniar bertajuk “UMKM naik kelas, siap mendunia” pada Rabu, 15 Oktober 2025 di Banda Aceh, Bier menyampaikan bahwa UMKM merupakan kekuatan utama dalam menopang perekonomian nasional.

“UMKM harus memiliki tiga kekuatan utama: kualitas produk, kuantitas produksi, dan kontinuitas usaha,” ujarnya. Menurut Bier, tantangan yang dihadapi pelaku UMKM saat ini bukan hanya memproduksi barang berkualitas, tetapi juga memastikan ketersediaan produk secara konsisten agar mampu memenuhi permintaan pasar global.

Ia juga menyoroti besarnya peluang ekspor yang kini semakin terbuka bagi pelaku UMKM di Aceh. Pemerintah, kata Bier, tengah memfasilitasi kemudahan jalur distribusi internasional yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha kecil untuk memperluas jangkauan pasar.

Peluang Pasar Internasional Terbuka Lebar

Bier mengungkapkan bahwa saat ini Aceh memiliki tiga penerbangan komersial ke Malaysia setiap minggu, yang menjadi peluang strategis untuk mempercepat distribusi produk ekspor UMKM. Selain itu, pemerintah juga tengah menyiapkan pembukaan jalur kargo laut dari Lhokseumawe menuju Penang, Malaysia.

“Ini adalah kesempatan bagi pelaku UMKM di Aceh untuk memperluas pasar dan membawa produk lokal ke kancah global,” tegasnya.

Dengan adanya jalur udara dan laut yang lebih efisien, pelaku UMKM dapat mengurangi biaya logistik sekaligus mempercepat waktu pengiriman barang ke luar negeri. Akses yang lebih terbuka ini diharapkan mampu meningkatkan minat pelaku usaha kecil untuk terlibat langsung dalam aktivitas ekspor, tanpa harus bergantung pada perantara besar.

Potensi Besar UMKM Aceh Menembus Pasar Dunia

Pendiri UKM Mendunia Foundation, Iko Sukma Handriadianto, yang turut menjadi narasumber dalam siniar tersebut, menilai bahwa potensi UMKM Aceh untuk menembus pasar internasional sangat besar. Ia menekankan bahwa ekspor tidak terbatas pada badan usaha besar saja, tetapi juga dapat dilakukan oleh pelaku perorangan yang memiliki produk berkualitas.

“UMKM Aceh memiliki potensi besar untuk bersaing secara global. Pelaku perorangan pun bisa melakukan ekspor secara mandiri,” ungkap Iko.

Ia juga menyampaikan bahwa keunggulan geografis Aceh sebagai pintu gerbang perdagangan internasional dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan posisi strategis dan dukungan pemerintah, UMKM dapat memperoleh akses ekspor yang lebih cepat dan efisien.

Infrastruktur dan Teknologi Jadi Penopang Utama

Menurut Iko, ketersediaan infrastruktur pelabuhan, bandara, dan akses teknologi informasi yang luas sangat penting dalam memperkuat daya saing UMKM. Fasilitas ekspor langsung dari Aceh menjadi peluang besar untuk mempercepat proses ekspor dan memperluas jangkauan pasar produk lokal.

“Manfaatkan seluruh infrastruktur yang sudah disiapkan pemerintah, termasuk fasilitas ekspor langsung dari Aceh,” ujarnya.

Selain infrastruktur fisik, pemanfaatan teknologi digital juga dinilai sangat krusial. Melalui platform digital, pelaku UMKM dapat memperkenalkan produk mereka ke pasar internasional tanpa batasan geografis. Strategi ini juga membuka peluang bagi UMKM untuk terhubung langsung dengan pembeli atau mitra potensial dari berbagai negara.

Kolaborasi Menjadi Kunci Penguatan UMKM

Baik Bier maupun Iko sama-sama menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan penyedia regulasi yang kondusif, pelaku usaha sebagai penggerak ekonomi, serta lembaga pendukung seperti asosiasi UMKM dan lembaga keuangan sebagai penyokong keberlanjutan bisnis.

Kolaborasi lintas sektor diyakini akan menciptakan ekosistem ekspor yang lebih kuat dan efisien. Dengan dukungan infrastruktur dan akses informasi yang baik, pelaku UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperbaiki standar kualitas, dan memperluas jaringan pemasaran.

Langkah Strategis Menuju Ekspor Mandiri

Dorongan Bea Cukai Aceh bukan hanya bersifat seremonial, tetapi diarahkan pada strategi konkret untuk meningkatkan ekspor. Dengan kemudahan fasilitas ekspor, pelatihan, serta pendampingan teknis, pelaku UMKM didorong untuk mandiri dalam mengelola pengiriman produk ke pasar internasional.

Strategi ini sekaligus membantu menciptakan lebih banyak peluang kerja dan meningkatkan devisa daerah. Keberhasilan UMKM menembus pasar ekspor juga akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi regional dan nasional.

Upaya Bea Cukai Aceh mendorong UMKM agar siap bersaing di pasar global menjadi langkah penting dalam memperkuat fondasi ekonomi daerah. Dengan dukungan infrastruktur, kemudahan ekspor, pemanfaatan teknologi, dan kolaborasi lintas sektor, UMKM Aceh memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi pemain global.

Pesan Bier Budy Kismulyanto dan Iko Sukma Handriadianto jelas: peluang ekspor terbuka lebar, kini tinggal bagaimana pelaku UMKM berani mengambil langkah maju. Dengan strategi yang tepat, produk lokal Aceh berpotensi menjadi komoditas unggulan yang dikenal di pasar internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index