CEO Telegram

CEO Telegram Pavel Durov Ungkap Alasan Ogah Pakai HP

CEO Telegram Pavel Durov Ungkap Alasan Ogah Pakai HP
CEO Telegram Pavel Durov Ungkap Alasan Ogah Pakai HP

JAKARTA - Di era ketika telepon genggam menjadi perangkat yang hampir tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, keputusan seorang tokoh besar dunia teknologi untuk tidak menggunakannya secara aktif tentu mengundang perhatian. Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO Telegram, mengungkapkan pandangan uniknya tentang HP. 

Meski ia memimpin perusahaan dengan lebih dari 1 miliar pengguna di seluruh dunia, Durov justru memilih untuk hidup dengan keterbatasan interaksi terhadap perangkat yang dianggap penting oleh mayoritas orang modern.

Dalam sebuah percakapan dengan ilmuwan komputer Lex Fridman di podcast resminya, Durov secara blak-blakan menyebut HP bukanlah hal yang krusial dalam hidupnya. Bahkan, ia menegaskan bahwa selama masa mudanya, baik saat sekolah maupun kuliah, dirinya tidak pernah bergantung pada HP.

HP Bukan Prioritas, Bahkan Hanya untuk Uji Coba

Ketika ditanya oleh Fridman mengenai kebiasaannya yang jarang menggunakan HP, Durov menjelaskan bahwa perangkat itu hanya ia pegang dalam konteks tertentu, misalnya untuk menguji fitur Telegram. Selain dari itu, HP miliknya hampir selalu dalam kondisi tidak aktif.

“Saya tidak merasa HP adalah perangkat yang penting. Saat tumbuh dewasa, saya tidak memiliki HP. Saat kuliah, saya tidak memiliki HP. Ketika akhirnya punya HP, saya tidak pernah menggunakan panggilan telepon,” ungkap Durov, dikutip dari podcast Lex Fridman pada Kamis 2 Oktober 2025.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa HP miliknya nyaris selalu berada dalam mode airplane. Bukan tanpa alasan, Durov menganggap layar ponsel sebagai sumber gangguan yang bisa mengurangi fokus.

“Filosofi saya sederhana. Saya ingin mendefinisikan apa yang penting di hidup saya. Saya tak ingin orang atau perusahaan, atau organisasi mana pun memberi tahu apa yang penting untuk saya dan apa yang harus saya pikirkan,” jelas Durov.

Menghindari Distraksi, Fokus pada Kebahagiaan

Bagi pria yang dikenal sebagai sosok independen ini, kebebasan berpikir tanpa intervensi luar adalah kunci kebahagiaan. Ia tidak ingin hidupnya dikendalikan oleh notifikasi, pesan instan, atau tren digital yang kerap mendorong orang untuk terus terhubung.

Dengan menjauh dari distraksi, Durov merasa mampu memberikan kontribusi yang lebih baik bagi masyarakat. “Dengan begitu, saya bisa berkontribusi dalam mengembangkan masyarakat. Atau, setidaknya saya rasa ini yang membuat saya lebih bahagia,” katanya.

Pernyataan ini menunjukkan sisi lain dari seorang pemimpin raksasa teknologi: meski berada di puncak industri komunikasi digital, ia justru menolak terjebak dalam jeratan perangkat yang diciptakan untuk terus mengikat perhatian penggunanya.

Tidur dan Ide Brilian

Alih-alih menghabiskan waktu menatap layar, Durov memilih memprioritaskan istirahat. Ia mengalokasikan 11 hingga 12 jam setiap hari untuk tidur. Walaupun kenyataannya ia tidak benar-benar tidur sepanjang waktu tersebut, momen berbaring tanpa HP justru memberi ruang bagi pikirannya untuk berimajinasi.

“Saya mendapat begitu banyak ide brilian, atau setidaknya ide-ide itu tampak brilian bagi saya, saat berbaring di tempat tidur, entah larut malam atau dini hari. Itulah waktu favorit saya. Terkadang saya bangun tidur, mandi, masih tanpa HP,” ujar Durov.

Rutinitas ini membuatnya mampu merancang berbagai ide yang kemudian dituangkan dalam strategi maupun inovasi Telegram. Durov menganggap proses berpikir bebas tanpa gangguan teknologi sebagai bagian penting dari hidupnya.

Kontras dengan Kehidupan Digital Modern

Gaya hidup Durov yang memilih menjauh dari HP terasa bertolak belakang dengan kondisi masyarakat saat ini. Di kota besar, HP menjadi perangkat utama untuk komunikasi, bekerja, berbelanja, hingga bersosialisasi. Sebagian orang bahkan menganggap tidak membawa HP serasa kehilangan arah.

Namun, pilihan Durov menunjukkan adanya alternatif lain. Ia memperlihatkan bahwa produktivitas dan kreativitas tidak selalu lahir dari keterhubungan konstan dengan perangkat digital. Justru, dengan membatasi penggunaannya, ia bisa menjaga fokus dan menentukan prioritas hidup dengan lebih jelas.

Pesan Filosofis dari Seorang CEO Teknologi

Meski tidak menggunakan HP secara aktif, Durov bukan berarti menolak teknologi. Sebagai pemimpin Telegram, ia paham betul pentingnya inovasi digital. Hanya saja, ia ingin menekankan bahwa manusia seharusnya mengendalikan teknologi, bukan sebaliknya.

“Filosofi saya sederhana,” tegasnya, “saya ingin mendefinisikan apa yang penting di hidup saya.”

Pesan ini seakan menjadi pengingat bagi masyarakat modern yang semakin bergantung pada layar. Bahwa di tengah derasnya arus informasi, setiap orang punya hak untuk menentukan ruang tenang bagi dirinya sendiri, bebas dari notifikasi, tren, maupun agenda pihak luar.

Pavel Durov bukan hanya seorang CEO teknologi, tetapi juga sosok yang berani melawan arus budaya digital. Dengan memilih hidup hampir tanpa HP, ia ingin menunjukkan bahwa kebahagiaan dan ide-ide besar justru bisa lahir dari kesederhanaan, dari ruang hening tanpa distraksi.

Keputusannya mungkin terdengar ekstrem bagi sebagian orang, tetapi di balik itu ada filosofi yang bisa direnungkan: apakah kita benar-benar membutuhkan HP setiap saat, atau justru sebaliknya—kita bisa lebih bebas tanpa ikatan konstan dengannya?

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index