Rendahnya Kadar Omega-3 Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer pada Wanita

Rabu, 22 Oktober 2025 | 15:02:29 WIB
Rendahnya Kadar Omega-3 Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer pada Wanita

JAKARTA - Penyakit Alzheimer, gangguan neurodegeneratif yang menyebabkan penurunan fungsi otak secara progresif, diketahui lebih banyak menyerang perempuan dibanding laki-laki. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya risiko ini adalah rendahnya kadar asam lemak omega-3 dalam tubuh wanita.

Omega-3 dikenal sebagai asam lemak esensial yang berperan besar dalam menjaga fungsi otak dan sistem saraf. Menurut para peneliti, kekurangan nutrisi penting ini dapat memicu perubahan pada struktur dan fungsi otak, yang dalam jangka panjang meningkatkan risiko berkembangnya penyakit Alzheimer.

Dalam kondisi Alzheimer, terjadi penumpukan plak dan protein abnormal di otak yang menyebabkan kematian sel-sel saraf (neuron). Dampaknya dapat berupa gangguan berpikir, penurunan daya ingat, kesulitan konsentrasi, serta perubahan perilaku dan emosi.

Penelitian menunjukkan bahwa kadar asam lemak omega-3, terutama DHA (asam dokosaheksaenoat), lebih rendah pada penderita Alzheimer. Fakta ini semakin menegaskan bahwa asupan omega-3 yang cukup dapat menjadi faktor pelindung penting bagi otak, khususnya pada perempuan.

Studi Terbaru: Omega-3 Rendah Lebih Umum pada Wanita

Sebuah studi dari Inggris menemukan bahwa kadar asam lemak tak jenuh ganda seperti omega-3 secara signifikan lebih rendah pada wanita penderita Alzheimer dibandingkan wanita sehat. Namun, hasil yang sama tidak ditemukan pada pria — tidak ada perbedaan berarti antara pria dengan Alzheimer dan pria dengan fungsi kognitif normal.

Temuan ini menunjukkan bahwa omega-3 memiliki peran khusus dalam melindungi otak perempuan, terutama saat mereka memasuki usia paruh baya atau memiliki riwayat keluarga dengan demensia.

Defisiensi omega-3 pada wanita diduga berkaitan dengan perubahan hormonal — terutama menurunnya kadar estrogen saat menopause — serta faktor genetik tertentu yang memengaruhi metabolisme lemak dalam tubuh.

Peneliti menegaskan bahwa suplementasi omega-3, khususnya DHA, dapat membantu memperlambat atau bahkan mencegah perkembangan Alzheimer. Langkah ini dianggap sebagai pendekatan praktis dan aman bagi individu yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit degeneratif otak tersebut.

Fungsi Vital Omega-3 bagi Otak dan Tubuh

Asam lemak omega-3 merupakan jenis asam lemak tak jenuh ganda yang tidak dapat diproduksi tubuh dalam jumlah cukup, sehingga harus diperoleh dari makanan. Terdapat tiga jenis utama omega-3 yang penting secara medis, yaitu:

Asam alfa-linolenat (ALA) – banyak ditemukan pada sumber nabati seperti biji rami (flax seed) dan kacang-kacangan.

Asam eikosapentaenoat (EPA) – banyak terkandung pada ikan laut berlemak.

Asam dokosaheksaenoat (DHA) – berperan besar dalam fungsi otak dan retina mata, juga berasal dari ikan dan minyak ikan.

Omega-3 berfungsi menjaga membran sel tetap fleksibel, mengurangi tekanan darah dan kadar trigliserida, serta mendukung kesehatan jantung dan pembuluh darah. Di dalam otak, omega-3 berperan penting dalam:

Menjaga fungsi saraf dan transmisi sinyal antar-neuron.

Mengurangi stres oksidatif dan peradangan.

Meningkatkan aliran darah ke otak.

Mencegah kematian sel saraf (efek antiapoptotik).

Kekurangan omega-3 dapat membuat otak lebih rentan terhadap kerusakan akibat penuaan, peradangan, dan gangguan metabolik.

Mengapa Wanita Lebih Rentan Terhadap Alzheimer?

Meskipun penyebab Alzheimer belum sepenuhnya diketahui, berbagai penelitian menyebutkan bahwa wanita memiliki risiko lebih tinggi dibanding pria. Beberapa faktor yang diyakini berkontribusi antara lain:

Perubahan hormonal selama menopause – penurunan estrogen dapat memengaruhi metabolisme lemak otak, termasuk penyerapan DHA.

Depresi dan stres kronis – kondisi ini dapat memicu peradangan otak dan mempercepat degenerasi saraf.

Kurangnya aktivitas fisik – olahraga membantu meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi ke otak.

Faktor genetik – seperti adanya varian gen APOE4 yang lebih sering ditemukan pada wanita dengan Alzheimer.

Selain itu, beberapa studi juga menunjukkan bahwa wanita cenderung memiliki kadar omega-3 lebih rendah secara alami dibanding pria, terutama setelah memasuki usia menopause.

Peneliti menyarankan agar kadar asam lemak omega-3 dalam plasma darah atau membran eritrosit dapat dijadikan alat deteksi dini bagi individu berisiko tinggi terhadap Alzheimer.

Suplementasi dan Sumber Alami Omega-3

Untuk menjaga kesehatan otak dan menurunkan risiko Alzheimer, para ahli merekomendasikan suplementasi DHA sebesar 1 gram per hari bagi mereka yang berisiko. Namun, memperoleh omega-3 dari makanan alami tetap menjadi pilihan terbaik.

Beberapa sumber hewani kaya omega-3 antara lain:

Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan makarel.

Minyak ikan dan suplemen berbasis laut seperti minyak alga.

Sedangkan sumber nabati yang dapat dikonsumsi meliputi:

Flax seed (biji rami) dan chia seed.

Kacang kenari, kacang merah, dan kedelai.

Minyak zaitun, minyak mustard, serta produk berbahan alga.

Menariknya, bahan-bahan ini sering kali mudah ditemukan di dapur rumah tangga, sehingga perempuan dapat dengan mudah menambahkan asupan omega-3 dalam menu sehari-hari tanpa perlu mengandalkan suplemen mahal.

Perempuan Perlu Lebih Waspada

Kadar omega-3 yang rendah bukan hanya berdampak pada kesehatan jantung, tetapi juga dapat meningkatkan risiko penyakit otak degeneratif seperti Alzheimer — terutama pada wanita.

Dengan pemenuhan nutrisi yang tepat melalui pola makan seimbang, konsumsi ikan berlemak, dan suplemen DHA bila diperlukan, perempuan dapat membantu melindungi fungsi otaknya dari penurunan kognitif di usia lanjut.

Sebagaimana ditegaskan oleh para peneliti, menjaga kadar omega-3 tetap optimal adalah salah satu cara paling sederhana namun efektif untuk mempertahankan kesehatan otak dan daya ingat, serta mengurangi risiko Alzheimer di masa depan.

Terkini