ISF 2025 Bukti Kepercayaan Global ke Ekonomi Hijau Indonesia

Senin, 13 Oktober 2025 | 11:07:57 WIB
ISF 2025 Bukti Kepercayaan Global ke Ekonomi Hijau Indonesia

JAAKRTA - Gelaran Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2025 di Jakarta tidak hanya menjadi ajang pertemuan gagasan lintas negara, tetapi juga melahirkan kepercayaan konkret berupa investasi hijau bernilai besar. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, komitmen investasi yang berhasil dikunci mencapai 17,4 miliar dolar AS atau Rp278,33 triliun.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan, menegaskan capaian ini tidak sekadar soal angka fantastis, tetapi juga menandai arah baru pembangunan ekonomi nasional.

“Komitmen Rp278 triliun ini adalah hasil sinergi lintas sektor yang telah dimulai sejak hari pertama ISF. Ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang arah baru pembangunan ekonomi yang lebih hijau, lebih inklusif, dan lebih tangguh,” ungkapnya dalam keterangan resmi di Jakarta.

Investasi Hijau Jadi Daya Tarik Utama

Menurut Nurul Ichwan, sebagian besar komitmen tersebut akan direalisasikan secara bertahap dalam berbagai proyek strategis. Fokusnya mencakup energi hijau, pengembangan rantai pasok berkelanjutan, hingga inisiatif dekarbonisasi industri.

Kehadiran investor dari berbagai sektor memperlihatkan bahwa transisi menuju ekonomi hijau tidak hanya menjadi narasi, tetapi sudah memasuki tahap implementasi nyata. Hal ini sekaligus menguatkan posisi Indonesia sebagai salah satu pemain kunci dalam mendorong agenda keberlanjutan global.

Capaian ini kian penting di tengah upaya pemerintah mempercepat hilirisasi, memperkuat industri hijau, serta memastikan pembangunan tidak mengorbankan kelestarian lingkungan.

Peran ISF 2025 Sebagai Katalis Kolaborasi

ISF 2025 yang berlangsung pada 10–11 Oktober di Jakarta berhasil mengumpulkan lebih dari 12.500 peserta dari 61 negara. Jumlah ini mencerminkan besarnya perhatian dunia terhadap langkah Indonesia memimpin transisi menuju pembangunan berkelanjutan.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko IPK sekaligus Ketua Pelaksana ISF 2025, Rachmat Kaimuddin, menegaskan forum ini bukan sekadar wadah berbagi wacana.

“ISF 2025 menjadi ajang kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi. Capaian investasi dan kerja sama yang dihasilkan memperlihatkan kepercayaan internasional terhadap arah kebijakan keberlanjutan Indonesia, serta memperkuat fondasi ekonomi hijau yang tangguh dan inklusif,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya memastikan setiap kolaborasi lintas sektor benar-benar menghasilkan langkah nyata, bukan berhenti pada komitmen semata.

Catatan Investasi dan Proyek Strategis

BKPM sebelumnya merinci bahwa total investasi Rp278 triliun dari ISF 2025 tertuang dalam 13 nota kesepahaman (MoU) serta tiga deklarasi strategis. Sektor yang tercakup sangat luas, mulai dari energi bersih, kelautan, karbon, kehutanan, hingga infrastruktur hijau.

Beberapa poin kerja sama yang menonjol antara lain:

Pembentukan kantor fasilitasi proyek infrastruktur strategis dengan dukungan teknis dan finansial dari mitra internasional, dengan nilai komitmen mencapai 11 miliar dolar AS.

Transformasi aset industri pupuk menuju operasional rendah karbon melalui penerapan teknologi energi bersih, dengan nilai investasi 250 juta dolar AS.

Inisiatif-inisiatif tersebut memperlihatkan pendekatan komprehensif: bukan hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga transformasi industri eksisting menuju arah yang lebih ramah lingkungan.

Dukungan Lintas Sektor

Antusiasme para peserta ISF 2025 memperlihatkan betapa pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan. Pemerintah, pelaku usaha, hingga kalangan akademisi sama-sama mengambil peran.

Bagi Indonesia, dukungan ini semakin memperkuat narasi bahwa transisi menuju ekonomi hijau bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Investasi yang masuk diharapkan menjadi katalis untuk percepatan implementasi teknologi ramah lingkungan sekaligus membuka lapangan kerja baru di sektor hijau.

Indonesia di Garda Depan Ekonomi Hijau

Rachmat Kaimuddin menegaskan kembali, keberhasilan ISF 2025 menunjukkan keseriusan Indonesia berada di garda depan pembangunan berkelanjutan. Dengan dukungan ribuan peserta dari puluhan negara, Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah forum, tetapi juga menjadi pusat perhatian dunia.

Capaian ini selaras dengan visi pemerintah untuk menjadikan ekonomi hijau sebagai fondasi pembangunan nasional jangka panjang. Bukan hanya soal meningkatkan daya saing global, tetapi juga menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan keadilan sosial.

Keberhasilan ISF 2025 dalam menghimpun komitmen investasi hijau senilai Rp278 triliun menjadi bukti nyata bahwa dunia percaya pada arah transformasi ekonomi Indonesia.

Melalui 13 MoU dan tiga deklarasi strategis, forum ini berhasil menghubungkan pemerintah, sektor swasta, dan mitra internasional dalam agenda bersama: mempercepat transisi menuju ekonomi hijau yang tangguh dan inklusif.

Bagi Indonesia, momentum ini penting bukan hanya untuk mempertegas posisi di kancah global, tetapi juga untuk memastikan pembangunan nasional berjalan sejalan dengan prinsip keberlanjutan.

Terkini