GIC Singapura

GIC Singapura Gugat Nio China, Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan

GIC Singapura Gugat Nio China, Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan
GIC Singapura Gugat Nio China, Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan

JAKARTA - Kasus hukum besar tengah mengguncang industri kendaraan listrik global. Perusahaan investasi milik Pemerintah Singapura, Government of Singapore Investment Corporation (GIC), resmi mengajukan gugatan terhadap Nio, produsen kendaraan listrik asal China. 

Gugatan tersebut diajukan di pengadilan Amerika Serikat (AS) dan menyoroti dugaan manipulasi laporan keuangan perusahaan. Kasus ini bukan hanya menyorot praktik bisnis Nio, tetapi juga memperlihatkan meningkatnya sensitivitas investor terhadap transparansi finansial perusahaan teknologi global.

Laporan CarnewsChina pada Kamis menyebutkan, gugatan tersebut didasari tuduhan penipuan sekuritas, dengan menyertakan nama petinggi perusahaan, yaitu CEO William Li dan mantan CFO Feng Wei sebagai tergugat. 

Langkah hukum ini menandakan bahwa investor besar seperti GIC semakin serius dalam memastikan praktik bisnis perusahaan yang mereka investasikan berjalan sesuai prinsip transparansi dan tata kelola yang baik.

GIC Tuding Ada Penggelembungan Laba dan Pendapatan

GIC menilai, Nio telah melakukan praktik keuangan yang menyesatkan dengan memanfaatkan anak perusahaannya, Nio Battery Asset Co. Ltd. atau yang dikenal dengan Weineng, untuk menggelembungkan pendapatan. 

Perusahaan ini dibentuk Nio bersama mitra strategis seperti CATL dan diduga menjadi instrumen untuk mempercantik laporan keuangan perusahaan induk.

Menurut laporan Xiake Auto, GIC menuduh Nio melakukan pengakuan pendapatan penjualan baterai secara prematur dan menyembunyikan kendali nyata atas Weineng. Taktik ini dinilai membuat kondisi keuangan Nio terlihat lebih sehat dari yang sebenarnya.

“GIC mengklaim Nio menggunakan Weineng untuk menggelembungkan pendapatan dan laba dengan mengakui pendapatan penjualan baterai secara prematur dan mengaburkan kendali sebenarnya atas entitas tersebut,” tulis laporan tersebut.

Manuver Keuangan Lewat Weineng Jadi Sorotan

Gugatan GIC juga menyebut bahwa Weineng didirikan pada Agustus 2020 bukan semata untuk efisiensi bisnis, melainkan sebagai strategi untuk “mengoptimalkan” laporan keuangan Nio. Melalui langkah ini, Nio dapat dengan cepat mengakui pendapatan dalam jumlah besar sekaligus mengalihkan biaya penyusutan baterai ke luar neraca keuangan utamanya.

Langkah tersebut berdampak langsung pada peningkatan pendapatan Nio. Dalam laporan keuangan kuartal IV 2020, pendapatan perusahaan melonjak dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya — dari 2,85 miliar yuan (sekitar 399 juta dolar AS) menjadi 6,64 miliar yuan (sekitar 930 juta dolar AS).

Peningkatan tajam ini sempat menjadi sorotan positif di kalangan investor. Namun, dengan munculnya gugatan dari GIC, lonjakan tersebut kini dipertanyakan validitasnya.

Kasus Ditangguhkan, Pengadilan Tunggu Gugatan Class Action

Meski gugatan GIC sudah resmi dilayangkan, pengadilan Amerika Serikat telah menangguhkan sementara proses hukum ini pada awal Oktober 2025. Penangguhan dilakukan untuk menunggu hasil gugatan class action yang sebelumnya diajukan oleh sekelompok investor asal AS terhadap Nio.

Gugatan class action tersebut memiliki pokok perkara yang mirip, yakni dugaan pelaporan keuangan yang menyesatkan dan manipulasi data pendapatan melalui Weineng. Hasil dari gugatan tersebut akan menjadi acuan penting dalam menentukan kelanjutan perkara yang diajukan GIC.

Penangguhan ini juga memberi waktu bagi pihak pengadilan untuk mengkaji lebih dalam bukti-bukti yang diajukan, termasuk laporan keuangan, struktur kepemilikan, dan catatan transaksi antara Nio dan Weineng. Jika terbukti bersalah, konsekuensi hukum dan finansial bagi Nio bisa sangat besar, termasuk potensi denda dan gugatan ganti rugi bernilai miliaran dolar.

Isu Transparansi Keuangan Perusahaan China Menguat

Kasus GIC vs Nio ini menambah panjang daftar gugatan hukum terhadap perusahaan asal China yang terdaftar di bursa AS. Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas AS dan para investor global semakin memperketat pengawasan terhadap praktik pelaporan keuangan perusahaan asing.

Kecurigaan terhadap praktik manipulasi laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang memicu sejumlah perusahaan China menghadapi pengawasan ketat, bahkan ancaman delisting dari pasar saham AS.

Dalam konteks ini, gugatan GIC dipandang bukan hanya sebagai konflik antara investor dan perusahaan, tetapi juga sebagai bagian dari tren global yang menuntut transparansi, akuntabilitas, dan good corporate governance dari emiten internasional.

Dampak Potensial terhadap Nio dan Pasar EV Global

Nio selama ini dikenal sebagai salah satu pemain besar dalam industri kendaraan listrik (EV) China yang berkembang pesat. Perusahaan ini bersaing dengan Tesla dan produsen EV lainnya untuk menguasai pasar domestik maupun global. Namun, dengan mencuatnya gugatan hukum dari GIC, citra Nio sebagai perusahaan inovatif kini berada di bawah sorotan tajam.

Kasus hukum ini berpotensi menggoyang kepercayaan investor dan menekan harga saham Nio di pasar modal AS. Selain itu, jika gugatan ini berujung pada sanksi besar, dampaknya dapat meluas ke sektor kendaraan listrik China secara keseluruhan, mengingat Nio adalah salah satu perusahaan percontohan dalam strategi ekspansi global industri EV China.

Penutup: Gugatan GIC Bisa Jadi Titik Balik

Gugatan hukum yang diajukan GIC terhadap Nio bukan sekadar persoalan hukum biasa, tetapi dapat menjadi titik balik penting dalam cara investor global menilai perusahaan EV asal China. Jika terbukti bersalah, Nio tidak hanya harus menanggung konsekuensi finansial, tetapi juga berpotensi kehilangan kepercayaan pasar internasional.

Sebaliknya, jika Nio berhasil membuktikan tidak ada pelanggaran dalam struktur keuangan dan pelaporan mereka, perusahaan ini bisa memperkuat posisinya sebagai pemain global yang kredibel. Namun, untuk saat ini, semua mata tertuju pada pengadilan AS — menunggu babak selanjutnya dari salah satu sengketa korporasi paling menarik di sektor kendaraan listrik tahun ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index