JAKARTA - Peta persaingan industri otomotif Indonesia terus menunjukkan dinamika menarik, terutama pada segmen kendaraan penumpang dan mobil listrik. Walau pasar masih cenderung stagnan pada September 2025, ada pergeseran signifikan di jajaran merek terlaris.
Toyota masih tak tergoyahkan di puncak, sementara BYD—yang selama ini menjadi bintang di pasar mobil listrik—mengalami penurunan tajam dan harus merelakan posisinya disalip oleh Chery.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total distribusi mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) pada September 2025 tercatat 62.071 unit. Angka ini hanya naik tipis dibanding Agustus yang mencapai 61.777 unit, menandakan belum ada lonjakan permintaan signifikan.
Namun dari sisi penjualan ritel atau diler ke konsumen, justru terjadi pelemahan. Total penjualan ritel turun dari 66.518 unit pada Agustus menjadi 63.723 unit pada September 2025. Situasi ini menegaskan bahwa pasar otomotif Tanah Air tengah bergerak landai, dengan dominasi tetap berada di tangan merek-merek mapan asal Jepang.
Toyota Masih Rajai Pasar Nasional
Lima besar penjualan mobil di Indonesia pada September 2025 masih dikuasai merek Jepang. Toyota kokoh di posisi teratas dengan angka wholesales 20.738 unit. Disusul Daihatsu yang mencatatkan penjualan 10.605 unit, kemudian Mitsubishi dengan 6.071 unit, Suzuki dengan 5.152 unit, serta Honda yang berhasil menjual 4.332 unit.
Dominasi Toyota dan Daihatsu di dua posisi teratas semakin mempertegas posisi kuat merek Jepang dalam menguasai pasar kendaraan roda empat Indonesia. Keduanya berhasil mempertahankan basis konsumen yang luas dan stabil, terutama di segmen kendaraan serbaguna (MPV) dan mobil keluarga — segmen paling populer di pasar domestik.
Pergeseran Mengejutkan di Segmen Merek Tiongkok
Jika papan atas masih dikuasai Jepang, persaingan menarik justru terjadi di barisan merek asal Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir, merek seperti BYD, Chery, dan Wuling semakin gencar melakukan ekspansi di pasar Indonesia. Namun pada September 2025, BYD yang selama ini dikenal dominan di segmen mobil listrik justru mengalami penurunan signifikan.
Distribusi wholesales BYD tercatat hanya 1.088 unit, anjlok 57,5 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu, penjualan ritel BYD juga merosot 25,9 persen, dari 2.746 unit menjadi 2.036 unit.
Sebaliknya, Chery justru mencatat lonjakan penjualan pada periode yang sama. Wholesales-nya naik tajam hingga 78,5 persen, dan penjualan ritelnya tumbuh 41,5 persen. Dengan lonjakan ini, Chery menempati posisi 8 besar dalam daftar wholesales nasional, mencatatkan 2.105 unit. Secara ritel pun Chery berhasil menyalip BYD dan mengambil alih posisinya di peringkat 8.
Pasar Mobil Listrik Mulai Dinamis
Pergeseran posisi antara BYD dan Chery menjadi sinyal kuat bahwa pasar mobil listrik di Indonesia semakin kompetitif. BYD selama ini menjadi “wajah utama” penetrasi mobil listrik di Indonesia, baik karena dukungan teknologi maupun strategi ekspansi besar-besaran. Namun, catatan September membuktikan bahwa posisi dominan tidak selalu aman di tengah pergeseran tren dan preferensi konsumen.
Chery sendiri belakangan gencar memperkuat lini produknya, termasuk memperluas jaringan pemasaran dan layanan purna jual. Strategi ini tampaknya mulai membuahkan hasil nyata. Dalam waktu singkat, merek ini berhasil menyalip pemain kuat seperti BYD pada bulan laporan.
Toyota dan Merek Jepang Masih Pegang Kunci
Kendati pasar mobil listrik tengah menghangat, realitasnya merek Jepang masih mendominasi pasar otomotif Indonesia secara keseluruhan. Toyota, Daihatsu, dan Mitsubishi menguasai lebih dari setengah total penjualan nasional. Produk andalan seperti Avanza, Kijang Innova, Xenia, dan Pajero Sport masih menjadi pilihan utama konsumen Indonesia, terutama karena keandalan, jaringan servis luas, serta nilai jual kembali yang stabil.
Catatan Tahunan Masih Dikuasai BYD
Menariknya, meski BYD tersalip pada bulan September, secara kumulatif tahunan posisinya masih sangat kuat. Dalam periode Januari hingga September 2025, BYD mencatat total penjualan 20.077 unit kendaraan listrik — masih menjadi yang tertinggi di segmen EV (Electric Vehicle).
Sebagai pembanding, Chery telah menjual 15.160 unit dalam periode yang sama. Artinya, meskipun BYD mengalami kemunduran dalam satu bulan terakhir, secara agregat merek ini tetap menjadi pemimpin pasar EV di Indonesia.
Konsumen Mulai Punya Lebih Banyak Pilihan
Pergeseran posisi BYD dan Chery mencerminkan bahwa konsumen Indonesia kini memiliki lebih banyak pilihan di segmen mobil listrik. Kompetisi antar merek Tiongkok juga bisa berdampak positif, terutama dalam hal inovasi produk, strategi harga, dan layanan purna jual yang semakin kompetitif.
Dengan semakin terbukanya pasar dan meningkatnya minat terhadap kendaraan listrik, tak menutup kemungkinan akan ada perubahan peta persaingan lagi dalam beberapa bulan ke depan. Terlebih jika pemerintah memperluas insentif dan infrastruktur kendaraan listrik di berbagai kota besar.
Outlook: Persaingan Akan Semakin Ketat
Peta pasar otomotif Indonesia sedang bergerak ke arah kompetisi yang lebih terbuka. Merek Jepang masih menguasai pasar secara keseluruhan, tetapi merek Tiongkok terus menggempur lewat segmen EV yang berkembang cepat.
Ke depan, posisi Toyota dan Daihatsu mungkin tetap kokoh, namun pergerakan agresif pemain seperti BYD dan Chery bisa mengubah lanskap persaingan dalam jangka menengah. Jika tren mobil listrik terus naik, pertarungan dua kubu — Jepang dan Tiongkok — bisa menjadi babak baru dalam industri otomotif nasional.