Pemerintah Siapkan Stimulus Nataru: Tiket Transportasi Murah dan Insentif

Kamis, 02 Oktober 2025 | 09:59:50 WIB
Pemerintah Siapkan Stimulus Nataru: Tiket Transportasi Murah dan Insentif

JAKARTA - Menjelang libur akhir tahun, pemerintah bersiap memberikan “kado” ekonomi untuk masyarakat. Paket stimulus khusus Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 tengah disusun untuk mendorong konsumsi dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di penghujung tahun.

Stimulus ini bukan sekadar kebijakan rutin, melainkan langkah strategis yang dirancang sebagai paket belanja pemerintah ketiga sepanjang 2025. Pemerintah berharap, melalui berbagai insentif seperti diskon transportasi, keringanan pajak pertambahan nilai (PPN), hingga gelaran Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), daya beli masyarakat tetap terjaga dan aktivitas ekonomi meningkat selama masa liburan.

Paket Stimulus Ketiga Tahun Ini

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa stimulus Nataru merupakan bagian penting dari strategi pemerintah menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah tantangan global.

"Salah satu belanja pemerintah, kita sudah punya paket termasuk paket Nataru," ujar Airlangga di kantornya, Jakarta, Selasa (30 September 2025).

Ia menjelaskan bahwa langkah ini menjadi paket stimulus ketiga setelah dua program sebelumnya berhasil menopang ekonomi di paruh pertama tahun. Pemerintah menilai momen liburan akhir tahun adalah waktu tepat untuk kembali memberikan dorongan konsumsi, mengingat pengeluaran rumah tangga cenderung meningkat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Diskon Transportasi Hingga Insentif Pajak

Isi paket stimulus Nataru kali ini mencakup sejumlah kebijakan yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah diskon tiket transportasi untuk berbagai moda perjalanan, mulai dari pesawat, kapal laut, hingga kereta api. Pemerintah juga berencana memberikan potongan tarif jalan tol guna memudahkan mobilitas masyarakat yang melakukan perjalanan darat.

Tak hanya itu, pemerintah turut menyiapkan insentif PPN yang akan ditanggung oleh negara (PPN DTP) untuk menjaga harga barang tetap terjangkau.

"Paket Nataru termasuk diskon tiket pesawat, PPN ditanggung pemerintah, diskon jalan tol, diskon kapal, diskon kereta api, kemudian Harbolnas. Jadi itu kita dorong konsumsi masyarakat," jelas Airlangga.

Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menciptakan efek domino terhadap perekonomian. Dengan biaya transportasi yang lebih murah dan insentif pajak yang diberikan, daya beli masyarakat dapat meningkat dan perputaran uang di sektor riil pun bertambah cepat.

Harbolnas Jadi Pendorong Konsumsi Digital

Selain sektor transportasi dan perpajakan, stimulus Nataru juga menyentuh ranah digital. Pemerintah akan menggelar Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) selama periode libur akhir tahun.

Harbolnas bukan sekadar program promosi belanja daring, tetapi juga salah satu strategi pemerintah untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga melalui sektor e-commerce yang selama ini tumbuh pesat. Dengan adanya diskon besar-besaran, masyarakat diharapkan terdorong melakukan transaksi online lebih banyak, sekaligus mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang kini banyak bergantung pada penjualan digital.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jelang Akhir Tahun

Airlangga menegaskan, stimulus akhir tahun ini memiliki peran penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah ingin memastikan konsumsi masyarakat tetap kuat sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal IV 2025.

Ia menyebut, seluruh kebijakan yang masuk dalam paket stimulus Nataru telah mendapatkan restu langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Rencana tersebut akan dibahas secara detail dalam rapat koordinasi pemerintah pada Rabu (1 Oktober 2025).

"Stimulus belum dibahas (hari ini). Tapi akan dibahas besok. Jadi ada beberapa paket yang sedang dipersiapkan," ungkapnya.

Pemerintah berharap, melalui langkah-langkah tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dapat menembus angka yang lebih tinggi dari proyeksi semula. Sebelumnya, OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,9 persen, sementara pemerintah optimistis bisa mencapai 5,1 persen.

Momentum Positif Menutup Tahun

Kebijakan stimulus akhir tahun ini dipandang sebagai langkah penting dalam menjaga momentum ekonomi nasional di tengah dinamika global. Tahun 2025 menjadi periode penuh tantangan, mulai dari perlambatan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang hingga ketidakpastian pasar keuangan global.

Dengan memberikan stimulus langsung yang menyasar kebutuhan masyarakat sehari-hari, pemerintah tidak hanya memperkuat daya beli rumah tangga, tetapi juga menciptakan multiplier effect ke berbagai sektor, seperti pariwisata, perhotelan, logistik, hingga UMKM.

Selain itu, potongan biaya transportasi diyakini akan meningkatkan mobilitas masyarakat selama masa libur panjang, yang pada gilirannya akan mendorong konsumsi di daerah tujuan wisata. Sementara itu, insentif pajak akan membantu menjaga harga barang tetap kompetitif di tengah potensi tekanan inflasi akhir tahun.

Paket stimulus Natal dan Tahun Baru 2025 menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan berbagai insentif seperti diskon tiket transportasi, potongan tarif jalan tol, PPN ditanggung pemerintah, dan Harbolnas, masyarakat diharapkan dapat menikmati libur akhir tahun dengan biaya yang lebih ringan.

Bagi pelaku usaha, kebijakan ini membuka peluang untuk meningkatkan penjualan di penghujung tahun, sementara bagi perekonomian nasional, langkah ini menjadi penguat fundamental menuju target pertumbuhan yang lebih tinggi.

Jika seluruh kebijakan ini berjalan sesuai rencana, akhir tahun 2025 tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga tonggak penting dalam perjalanan ekonomi Indonesia menuju tahun yang lebih kuat dan stabil.

Terkini