JAKARTA - Sektor properti kembali menjadi sorotan pasar modal setelah pemerintah berencana memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga 2027. Kebijakan ini, ditambah dengan sinyal pelonggaran suku bunga acuan, dinilai menjadi katalis positif bagi saham-saham properti yang selama beberapa waktu terakhir sempat tertahan akibat tekanan suku bunga tinggi.
Menanggapi kondisi ini, tim analis Bareksa merekomendasikan dua saham unggulan untuk trading jangka pendek, yaitu PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Kedua emiten tersebut dinilai memiliki prospek menarik di tengah tren positif yang tengah terbentuk di sektor properti.
Menurut tim analis, stimulus fiskal melalui perpanjangan insentif PPN DTP akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap properti, terutama di segmen menengah dan menengah atas. Di sisi lain, tren penurunan suku bunga acuan akan menurunkan beban pembiayaan, baik bagi pengembang maupun konsumen, yang berpotensi mempercepat pemulihan industri properti nasional.
Saham SSIA Direkomendasikan Beli di Rp1.780–1.820
Saham SSIA tercatat naik tipis 0,28% menjadi Rp1.820 per lembar pada perdagangan Selasa (21/10). Bareksa memberikan rekomendasi beli untuk trading dengan kisaran harga masuk di Rp1.780–Rp1.820, target ambil untung di Rp1.860 dan Rp1.900, serta batas stop loss di Rp1.730.
Sebagai emiten yang bergerak di bidang properti, konstruksi, dan pengelolaan kawasan industri, SSIA dinilai berpotensi mendapatkan keuntungan dari meningkatnya aktivitas investasi dan ekspansi manufaktur di Indonesia. Dengan perpanjangan insentif PPN DTP dan dorongan pembangunan infrastruktur nasional, permintaan lahan industri diperkirakan akan meningkat signifikan.
Selain itu, SSIA memiliki fundamental kuat dengan diversifikasi bisnis yang mencakup hotel, kawasan industri Subang Smartpolitan, hingga konstruksi melalui PT Nusa Raya Cipta. Prospek tersebut memberikan ruang bagi pertumbuhan kinerja yang stabil dalam jangka menengah.
PWON Diproyeksikan Masih Punya Ruang Kenaikan
Untuk saham PWON, analis Bareksa juga memberikan sinyal beli untuk trading dengan rentang harga masuk Rp360–Rp368, target ambil untung di Rp380 dan Rp386, serta stop loss di Rp350.
Pada perdagangan terakhir, saham PWON naik 1,65% ke level Rp370 per saham. Pengembang properti besar ini dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan yang kuat, terutama dari segmen pusat perbelanjaan, residensial, dan properti komersial.
Dengan jaringan proyek yang tersebar di Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya, PWON menjadi salah satu emiten yang paling diuntungkan dari peningkatan permintaan hunian dan ruang ritel. Ditambah lagi, stabilnya permintaan sewa dari tenant besar menjadi faktor pendukung pendapatan berulang (recurring income) yang solid bagi perusahaan.
Bareksa menilai, kombinasi antara insentif PPN DTP dan potensi pelonggaran suku bunga dapat memperkuat sentimen positif untuk saham properti seperti PWON, yang kerap menjadi pilihan utama investor dalam sektor ini.
IHSG Bergerak Positif, Didukung Kapitalisasi Sektor Properti
Secara umum, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 1,84% ke level 8.238 pada perdagangan Selasa (21/10). Kenaikan indeks didorong oleh arus masuk modal asing senilai Rp1,3 triliun, terutama ke sektor-sektor siklikal seperti transportasi, infrastruktur, dan properti.
Menurut riset teknikal Ciptadana Sekuritas Asia, tiga sektor utama yang menopang penguatan IHSG antara lain:
Transportasi & logistik naik 3,82%
Properti & real estat naik 3,51%
Infrastruktur naik 3,46%
Sementara itu, sektor teknologi dan barang konsumsi non-siklikal menjadi dua sektor yang mengalami pelemahan, masing-masing sebesar –1,35% dan –0,87%.
Beberapa saham yang menjadi pendorong utama IHSG antara lain BBCA yang melonjak 7,62% ke Rp8.475, TLKM naik 11,56% ke Rp3.280, dan BBRI menguat 2,17% ke Rp3.760.
Nilai tukar rupiah sendiri bergerak melemah tipis 15 poin ke Rp16.590 per dolar AS, namun pelemahan ini tidak menghambat optimisme investor domestik.
Proyeksi IHSG dan Sentimen Pasar Hari Ini
Secara teknikal, IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 8.148 (support) dan 8.288 (resistance). Dengan dorongan positif dari arus modal asing dan kebijakan fiskal yang propertifriendly, indeks masih berpotensi melanjutkan penguatan moderat pada perdagangan.
Analis menilai sektor properti akan tetap menjadi fokus utama investor dalam beberapa hari mendatang. Selain faktor fundamental, dukungan pemerintah melalui perpanjangan insentif pajak hingga 2027 memberikan keyakinan bahwa pasar perumahan dan kawasan industri akan terus bergairah.
SSIA dan PWON pun dinilai berada di posisi ideal untuk memanfaatkan momentum ini, baik dari sisi kinerja keuangan maupun strategi ekspansi yang mereka jalankan.
Rekomendasi saham SSIA dan PWON dari Bareksa menunjukkan optimisme pasar terhadap kebijakan pemerintah yang propertifriendly dan dukungan moneter yang lebih longgar. Kombinasi insentif PPN DTP hingga 2027 serta potensi penurunan suku bunga acuan menjadi dua faktor utama yang dapat mempercepat pemulihan sektor properti nasional.
Bagi pelaku pasar, momentum ini bisa menjadi peluang trading jangka pendek yang menarik, dengan potensi imbal hasil yang sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi domestik.